Belakangan
ini sering dijumpai harga barang terdapat huruf “K” di belakang angka. Misalnya 10K, 50K, 100K dan seterusnya. Ini
banyak dijumpai di penjualan online maupun offline. Antara lain restoran, event
pertunjukan ataupun beberapa marketplace.
Pada
beberapa tempat, penggunaan huruf "K" juga sering dibarengi dengan
penggunaan istilah IDR, misalnya harga yang dijual IDR 50K artinya Rp 50.000. IDR
sendiri merupakan singkatan dari Indonesian Rupiah atau Rupiah Indonesia. IDR
merupakan kode resmi mata uang Indonesia menurut ISO 4217.
Namun
terkadang juga ditemukan pemakaian huruf "K" dalam label harga tidak mencantumkan nama mata
uang seperti IDR atau USD. Terkait hal ini, arti "K" pada harga
biasanya mengacu pada ketentuan mata uang yang berlaku di masing-masing negara.
Dikutip
dari Merriam-Webster, satuan K memiliki kepanjangan kilo. Kilo adalah unit
pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional atau SI (Système international
d'unités). Ada kilometer sebagai satuan jarak, kemudian kilogram sebagai satuan
berat. Kata kilo berasal dari bahasa Yunani "chilioi" yang digunakan
untuk menyatakan banyak atau jamak.
Penggunaan
huruf "K" untuk menyingkat ribu dimulai setidaknya sejak
pertengahan 1940-an. Beberapa sumber menyebutkan bahwa huruf "K" sebagai
ribu ada dalam glosarium buku teks Basic Electrical Engineering terbitan
McGraw-Hill's tahun 1945. Dua tahun kemudian, perusahaan elektronik Radio
Corporation of America (RCA) memasukkan K dalam glosariumnya, Common Words in
Radio, Television, & Electronics.
Sejak
saat itu, penggunaan huruf "K" dalam
menyatakan ribuan telah menjadi norma dalam berbagai konteks, termasuk harga
produk, statistik, dan pengukuran dalam berbagai industri.
Demikian
ini asal-usul penggunaan huruf "K" dalam penulisan
harga. Semoga bermanfaat.