Sabtu, 08 Juli 2023

Mengapa Hari Raya Idul Adha Disebut Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban ?

 

Seluruh umat Islam sedunia menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha dengan suka cita Berbagai persiapan sudah dipersiapkan jauh sebelum pelaksanaan hari agung ini. Di masyarakat sering didengar istilah Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban untuk menyebut Hari Raya Idul Adha. Dibawah ini untuk penjabarannya.



            Penyebutan Lebaran Haji untuk Hari Raya Idul Adha tidak lepas dari pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci setiap bulan Zulhijah. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW,  dalam HR. Abu Daud dari Abd. Al-Rahman bin Yu’mar al-Dailiy, disebutkan bahwa : “Haji itu adalah Wukuf Di ‘Arafah, maka barangsiapa yang mengetahui (wukuf di ‘Arafah) pada malam ‘Arafah, hingga menjelang terbitnya Fajar dari malam berkumpulnya para jama’ah, maka sungguh hajinya telah sempurna”.

            Pada tanggal 9 Zulhijah, umat Islam yang menunaikan wukuf di Padang Arafah yang merupakan ritual ibadah haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitas sejenak. Kegiatan ini bertujuan agar jemaah dapat merenungkan diri, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim setelah menerima perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ismail.

Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, bertepatan dengan wukuf di Arafah atau hari Arafah ini disunahkan untuk menjalankan puasa. Ini sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW dalam (HR Muslim : "Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun akan datang."

Ada lagi yang menyebut Hari Raya Idul Adha identik dengan Hari Raya Kurban.  Hal ini bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim Perintah berkurban bagi Muslim yang mampu bermula dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, dalam menunaikan perintah Allah SWT. Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU), saat Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim bermimpi mengorbankan putra kesayangannya untuk disembelih. Nabi Ismail sendiri merupakan anak pertama Nabi Ibrahim yang lahir setelah penantian panjang. Kala itu, Nabi Ibrahim pun bingung menyikapi mimpinya. Namun, ia tak lantas mengingkari mimpi tersebut. Nabi justru memilih merenungi mimpi dan memohon petunjuk kepada Allah.



Malam berikutnya, mimpi yang sama kembali mendatangi malam Nabi Ibrahim, begitu pula dengan malam ketiga. Setelah memimpikan hal yang sama hingga tiga kali, barulah Nabi Ibrahim meyakini dan membenarkan perintah tersebut.

Nabi Ibrahim adalah orang yang patuh, dia menaati perintah Allah SWT meski harus mengorbankan anak yang telah lama dinantikan. Allah SWT kemudian berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 120 yang artinya: "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah)." Nabi yang mendapat julukan Abul Anbiya atau Bapak dari Para Nabi ini pun menyampaikan isi mimpi kepada anaknya, sebagaimana tertulis dalam Al Quran Surat Ash-Shaffat ayat 102: "Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!', Ismail menjawab: 'Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing. Kisah ini pun menjadi cikal bakal ibadah kurban dan sebutan Hari Raya Kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap 10 Zulhijah.

Menyembelih hewan kurban diperintahkan bagi umat Islam yang mampu menunaikannya. Inilah latar belakang Hari Raya Idul Adha sering disebut Hari Raya Kurban. Hewan yang disembelih untuk ibadah kurban pun beragam, mulai dari sapi, kambing, domba, kerbau, maupun unta.

Sabtu, 01 Juli 2023

Idul Adha Menjadi Momentum Kepedulian Bersama

             Datangnya Hari Raya Idul Adha merupakan saat yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia untuk merayakannya. Terlepas dari perbedaan waktu shalat dan penyembelihan hewan kurban, namun terdapat nilai-nilai tinggi yang dapat diambil dari  hari besar ini.


Persiapan memotong sapi

Ujud perayaan yang dilakukan umat Islam mulai dari takbir bersama sejak sore sampai pagi hari, kemudian dilanjutkan shalat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban. Dari rentetan kegiatan ini, sebenarnya dapat menjadi momentum untuk dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, sekaligus lebih peduli kepada sesama masyarakat tanpa pandang bulu.

 Nilai ketakwaan ini dapat dilihat dari kisah Ibrahim dan Ismail. Ibrahim tidak hanya patuh dalam melaksanakan perintah Allah SWT, tetapi juga kebijaksanaannya dalam menyampaikan perintah itu kepada anak yang sangat dicintainya. Hal ini merupakan makna takwa yang sebenarnya.

Dalam surat Ash-Shoffat (102) disebutkan saat Ismail berusia remaja, ayahnya (Ibrahim) memanggilnya untuk mendiskusikan sesuatu. Ibrahim menceritakan kepada Ismail bahwa dirinya telah mendapatkan perintah dari Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Saat itu Ibrahim menanyakan kepada Ismail : "Bagaimana menurutmu, wahai Ismail?". Lalu Ismail menjawab : "Wahai ayah, laksanakan perintah Allah SWT yang dimandatkan untukmu. Saya akan sabar dan ikhlas atas segala yang diperintahkanNya". Setelah Ibrahim dan Ismail kedua-duanya ikhlas untuk menjalankan perintah itu, ternyata Allah SWT mengganti Ismail menjadi domba.


Memotong Kambing

Adapun nilai peduli kepada sesama masyarakat tanpa pandang bulu, ini dapat dinilai dari rangkaian penyembelihan hewan kurban. Pembentukan panitia kurban, pengadaan hewan kurban, penyembelihan dan pembagian daging kurban adalah momen untuk menciptakan kerukunan, kebersamaan dan kekompakan yang luar biasa.

Selain itu, daging kurban sebagai sarana mesujudkan kepedulian kepada sesama manusia. Meskipun hanya beberapa hari dan hanya 1 kg daging, namun sangat terasa dapat memberikan kegembiraan dan rasa senang bagi masyarakat, yang akan berdampak terwujudnya kebersamaan di masyarakat. Hal ini juga dapat menjadi sarana untuk menumbuhkembangkan kerukunan, kekompakan, kebersamaan dan kepedulian sosial.

Tidak berlebihan apabila datangnya Hari Raya Idul Adha ini menjadi kesempatan untuk mengingatkan kepada semua umat Islam untuk selalu takwa kepada Alloh SWT, sekaligus lebih mencintai dan peduli kepada masyarakat sosial tanpa pandang bulu.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1444H.

Mencontoh Kehidupan Nabi Muhammad SAW

  Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1445 H . ...