Sabtu, 21 April 2018

Perempuan Berperan Melestarikan Batik

Batik merupakan kerajinan dengan nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Namun belum semua masyarakat punya rasa memiliki terhadap warisan yang sangat berharga tersebut. Hal ini dibutuhkan rasa cinta terhadap batik, sehingga warisan luhur tersebut tetap lestari
Lahirnya batik tidak lepas dari perkembangan kebudayaan kerajaan-kerajaan Jawa dan penyebaran ajaran Islam di Jawa. Majapahit dikenal sebagai masa asal mula adanya batik. Saat tersebut membatik merupakan kegiatan yang dilakukan didalam kerajaan/keraton dan hanya terbatas untuk pakaian raja. Namun lambat laun batik mulai meluas dikerjakan oleh warga karena banyaknya abdi dalem yang tinggal di luar komplek keraton.
Pada masa kerajaan tersebut, kebanyakan pembatik merupakan perempuan yang mengisi waktu senggang. Para kaum perempuan menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Tidak dipungkiri bahwa pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan. Dengan perkembangan waktu akhirnya batik tidak terbatas hanya tulis, melainkan ada pula batik cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Bermula dari kondisi ini, akhirnya batik mulai menyebar ke berbagai daerah yang akhirnya dikenal oleh masyarakat umum seperti saat ini.
Mengingat hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik khas masing-masing, baik dari corak, pewarnaan, motif, dan bahan pewarna, serta cara pembuatannya, maka  pada 2 Oktober 2009, UNESCO yang merupakan lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan mengakui bahwa batik merupakan hasil kebudayaan tak benda yang dimiliki Indonesia. Sebuah penghargaan luar biasa yang patut dibanggakan dan harus dipertahankan. Ujud nyata  rasa banggan berupa perasaan cinta pada batik dan selalu berusaha melestarikannya, agar generasi mendatang juga dapat menikmati dan merasakan indahnya nilai seni tesebut.
 Namun kenyataannya, saat ini sangat sedikit masyarakat Indonesia yang masih menggeluti batik. Lebih parah lagi, jumlah sedikit tersebut hanya terbatas pada beberapa perempuan yang sudah lanjut usia. Para generasi muda lebih memilih profesi lain atau mencari pekerjaan keluar dari daerahnya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan batik. Apabila hal ini dibiarkan terus tanpa ada antisipasi, niscaya lambat laun batik akan punah dan predikat tersebut hanya sia-sia.

                              Gambar 1 : Perajin batik dari Giriloyo, Bantul, Yogyakarta

Agar indahnya seni batik dapat dirasakan oleh generasi mendatang, maka semua lapisan masyarakat memiiliki tanggung jawab untuk pelestariannya.  Mulai dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan, perusahaan/pusat kerajinan batik, sampai warga masyarakat umum, semuanya memiliki tanggung jawab bersama-sama untuk melestarikannya dalam kapasitas masing-masing.
Dari unsur masyarakat umum, kaum perempuan memiliki peran lebih besar, mengingat pembuatan batik merupakan pekerjaan rumit yang membutuhkan kecermatan dan ketelitian tinggi, dimana kedua hal tersebut dimiliki oleh kebanyakan perempuan. Tidak mengherankan apabila pada saat lahirnya batik dahulu, perempuan sebagai pemulanya.
Dengan perkembangan zaman yang ditandai semakin majunya teknologi, membuat segala hal dituntut serba cepat dan praktis. Hal ini mengakibatkan makin sedikit kaum perempuan yang masih bertahan menekuni membatik. Selain dibutuhkan kecermatan dan ketelitian yang tinggi, juga memerlukan waktu relatif lama dalam membuat sebuah produk batik.  
Kunci utama untuk mengatasi hal di atas, masing-masing diri perempuan harus memiliki rasa cinta terhadap batik. Dengan rasa cinta tersebut, secara otomatis mereka akan selalu berusaha melestarikannya. Untuk menumbuhkan rasa cinta batik yang merupakan warisan budaya Indonesia, seyogyanya para kaum perempuan saat ini dapat melihat sepak terjang R.A. Kartini pada zamannya.
R.A. Kartini telah memperjuangkan agar kaum perempuan pribumi mendapat kesetaraan dalam mengenyam pendidikan dan mengembangkan diri tanpa harus memandang strata sosial. Sebuah tindakan besar dan berat dibawah penjajahan Belanda, namun tetap dilakukannya..
Mengingat saat ini sudah merdeka dan tidak ada penjajah lagi, maka tantangan kaum perempuan bukan untuk mengusir penjajah, namun mempertahankan rasa cinta terhadap batik yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Disamping perasaan diri sendiri untuk cinta terhadap batik, juga harus mengajak orang lain untuk mencintainya. Apabila sudah ada rasa cinta, otomatis akan selalu berusaha melestarikannya

Menghidupkan Semangat R. A. Kartini
Meskipun R A Kartini lahir di kalangan bangsawan yang notabene segala kebutuhan hidupnya sudah tercukupi, apabila hanya memikirkan diri sendiri, niscaya tidak perlu susah payah menentang pemerintah Belanda. Dilandasi dengan rasa cinta tanah air dan cinta terhadap sesama kum perempuan, R A Kartini menentang pemerintah Belanda yang saat itu menganggap bahwa kaum perempuan lebih rendah dan remeh derajadnya dibandingkan dengan kaum laki-laki.
Anggapan inilah yang mengusik hati R A Kartini untuk membuktikan bahwa setiap perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama apapun status mereka. Peran perempuan sangat esensial dalam mempersiapkan generasi masa depan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Beranjak dari kenyataan dasar ini, R A Kartini bercita-cita agar kaum perempuan pribumi mendapat kesetaraan dalam mengenyam pendidikan dan mengembangkan diri tanpa harus memandang strata sosial.  Perjuangan tersebut sudah membuahkan hasilnya sampai saat ini, terbukti dengan banyaknya kaum perempuan mendapatkan kedudukan penting yang biasanya diisi oleh kaum laki-laki. Memang untuk mengisi jabatan tertentu di kantor-kantor pemerintah sudah dapat terealisir, namun semangat R.A. Kaartini untuk menghidupkan nilai-nilai budaya termasuk salah satunya batik, peran perempuan masih sangat minim.
Melestarikan Batik
Mengacu pada UUD 1945 amandemen ke empat pasal 32 ayat (1). Ayat (1) yang berbunyi: “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kekebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
Apabila ayat (1) tersebut diperinci, terdapat 3 potongan makna yang terkandung di dalamnya. Pertama : “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia. . .”. Potongan kalimat kedua berbunyi : ”…di tengah peradaban dunia…”. Hal ini menegaskan bahwa kebudayaan Indonesia adalah bagian dari kebudayaan dan perdaban dunia. Dilanjutkan potongan kalimat ketiga : “…dengan menjamin kebebasan masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Kalimat ini mencerminkan pemenuhan kehendak tentang perlunya kebebasan dalam mengembangkan nilai budaya masing-masing suku bangsa.
Jaminan seperti yang tercantum dalam ayat tersebut sudah semestinya menjadi kekuatan dan semangat bagi anak bangsa untuk tetap mempelajari, menghayati, mengamalkan, dan mempertahankan seni budaya bangsa.  Warga masyarakat diberi kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya masing-masing demi pelestarian batik yang menjadi salah satu dari warisan seni budaya.
Cara paling sederhana yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya batik adalah menanamkan rasa cinta kepada warga masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa. Langkah yang sudah ditempuh saat ini, setiap kantor pemerintah dan sekolah mulai TK, SD/MI, SMP/MTs sampai SMA/SMK/MA pada hari-hari tertentu diwajibkan pemakaian batik. Akan lebih lengkap lagi, apabila langkah tersebut juga mendapat dorongan dari rumah dan lingkungannya.
Menengok sejarah batik yang pada zaman dulu ditekuni oleh kaum perempuan, maka pada zaman seperti saat ini, juga dibutuhkan perempuan untuk menjadi pelopornya. Perlu diketahui bahwa dalam menanamkan rasa cinta terhadap batik tidak dapat dilakukan dengan cara instan, tetapi membutuhkan waktu yang panjang. Kehadiran perempuan memiliki peran besar dalam menanamkan rasa cinta batik terhadap generasi bangsa. 
Kaum perempuan seyogyanya menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan cinta batik. Salah caranya dengan mengajak anggota keluarga serta tetangga dan teman kerja untuk mengenakan baju batik pada acara formal maupun suasana santai, sehingga lambat laun akan menjadi kebiasaan di tengah masyarakat..
Apabila dalam diri seorang perempuan sudah memiliki rasa cinta terhadap batik, niscaya tidak akan canggung memakainya dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini akan memudahkannya untuk mengajak orang lain mulai dari anggota keluarga, tetangga sampai teman kerjanya untuk mengenakan batik. Secara perlahan tapi pasti, budaya cinta batik dapat merambah ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga indahnya seni batik tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Dari uraian diatas, tampak bahwa peran kaum perempuan sangat besar, baik dalam keluarga atau masyarakat dan negara. Apabila hal ini dimiliki oleh setiap perempuan dalam sebuah keluarga, serta ada dukungan pemerintah dan masyarakat, niscaya batik tetap lestari. Dengan demikian, predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia yang diberikan olaeh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC)  pada bulan Oktober 2014 tetap dapat dipertahankan sehingga batik dapat dinikmati dan dirasakan oleh generasi-generasi yang akan datang.

Note :
Tulisan ini menjadi Juara Harapan 3 Lomba Essay Hari Kartini yang diselenggarakan oleh PBBI Sekar Jagad Yogyakarta
Penobatan sebagai Pemenang dilakukan di Pendopo Royal Ambarukmo Yogyakarta pada hari Sabtu, 21 April 2018

Selasa, 10 April 2018

Daun Ungu, Obat Wasir Yang Ampuh



            Tulisan dibawah ini saya buat dari pengalaman pribadi, dengan tujuan dapat berbagi kepada sesama yang pernah atau sedang menderita wasir.
Pada tahun 1990 yang saat itu saya berstatus mahasiswa, divonis dokter menderita wasir. Begitu kagetnya perasaan ini, karena belum pernah saya bayangkan sebelumnya dan tidak ada riwayat keturunan yang menderita sejenis.
            Tidak berhenti di situ kagetnya, karena dokter juga menyarankan saya harus operasi. Tanpa pikir panjang, mengingat saat itu harus segera KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang waktunya sangat dekat, setelah direstui Bapak dan Ibu, akhirnya kami sekeluarga menyetujui perintah dokter tersebut. Singkatnya saya sudah dioperasi.
            Setelah waktu berjalan 10 tahun, ternyata wasir saya kambuh lagi. Mau operasi lagi merasa takut. Akhirnya saya mencari informasi tentang penyembuhan wasir alami dan tanpa operasi. Semua perkataan teman, tetangga ataupun teman kerja, saya coba agar wasir cepat sembuh. Namun ternyata beda orang beda pula obatnya.
            Baru 15 tahun saya mencari obat alami, akhirnya sata temukan Daun Ungu yang ternyata sangat ampuh. Selama 15 tahun tersebut, saya sangat tersiksa dan menderita. Saat buang air besar (BAB) sering keluar darah segar. Bahkan benjolan dubur dalam yang dulu tidak muncul, saat itu sudah keluar dan tidak bisa kembali masuk sendiri.
            Berkat rutin dan konsisten dalam komsumsi Daun Ungu, semua keluhan di atas tidak saya rasakan lagi. Daun Ungu atau biasa disebut juga daun wungu adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian menyebar ke Indonesia. Nama ilmiah: Graptophyllum pictum, Klasifikasi lebih tinggi: Graptophyllum.
Gambar :


            Tanaman Daun Ungu mengandung kandungan kimia yang sangat tinggi yaitu : Alkaloid non-toksik, flavonoid, glikosid, steroid, saponin, tanin, calsium oksalat, asam format dan lemak. Dengan berbagai kandungan kimiawi yang ada di dalamnya, daun ungu bisa melunakkan feses (kotoran), dan mengecilkan wasir.
            Ambeien atau Hemoroid,atau biasa disebut wasir  merupakan pembengkakan pada vena di retum atau anus. Gejala yang sering muncul pada pasien berupa rasa sakit, gatal, peradangan dan perdarahan di sekitar anus. Ambeien disebabkan oleh peningkatan tekanan di daerah rektum atau anus. Hal ini diakibatkan oleh kebiasaan mengejan saat buang air besar, duduk terlalu lama saat ditoilet, susah buang air besar dan juga diare kronik, kelebihan berat badan, kehamilan, seks anal, kurang serat, cidera tulang belakang.
            Sampai tulisan ini dibuat, saya masing menkonsumsi Daun Ungu secara rutin setiap pagi hari. Berikut ini cara penyajiannya :
1.      Ambil 1 – 2 lembar daun dari pohon, lalu cuci bersih
2. Daun tersebut dimasukkan kedalam gelas, lalu tuang dengan air mendidih (persis seperti saat menyeduh teh)
3.      Tunggu sampai dingin dan siap diminum
4.      Untuk penderita parah bisa 3 x dalam sehari, dan umtuk penjagaan cukup 1 x sehari.
Mudah kan...? Cara sederhana, mudah dan irit lagi, karena tanaman Daun Ungu bisa ditanam dengan stek (potong batang/ranting, lalu tanam di tanah.
            Selamat mencoba, semoga semua diberi kesehatan dan bebas dari wasir.



Mencontoh Kehidupan Nabi Muhammad SAW

  Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1445 H . ...