Belum lama ingatan masyarakat
tentang penyerangan jemaat saat ibadah di gereja kawasan Gamping, Sleman,
Yogyakarta beberapa waktu lalu, masyarakat kembali dikejutkan terjadinya bom
bunuh diri di 3 (tiga) gereja sekaligus di Surabaya. Semua elemen masyarakat,
mulai pribadi, komunitas sampai para pejabat negara berduka atas aksi teror
tersebut,
Saat berkunjung ke lokasi
ledakan bom, Presiden Jokowi menyatakan bahwa tindakan tersebut sungguh biadab
dan diluar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat,
anggota kepolisian dan juga anak-anak yang tidak berdosa. Bukan hanya masyarakat Indonesia yang berduka,
namun dunia juga prihatin atas aksi tersebut. Pemimpin Gereja Katolik Roma
Sedunia, Paus Fransiskus mengirimkan doa untuk para korban : "Bersama-sama,
marilah kita memohon kepada Allah Sang Damai, supaya mengentikan kekerasan ini”.
Perlu diketahui bahwa setiap
kejadian yang ada di muka bumi ini sudah ditulis oleh Alloh SWT sebagai
kodarnya, lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Sebagai
makhluk ciptaan-Nya, seyogyanya dapat memahami kejadian tersebut dan mengambil
hikmah dari setiap kejadian yang dialami sehari-hari. Meskipun TNI-POLRI sudah
sungguh-sungguh dalam menjaga keamanan, masih dibutuhkan peran aktif warga masyarakat,
agar kejadian serupa tidak terjadi di tempat lain.
Menengok pelaku bom di
Surabaya yang diduga dilakukan oleh satu keluarga, maka seyogyanya setiap
individu dapat mengoreksi diri terhadap perilaku keseharinya. Segala tindakan
yang akan dilakukan harus diperhitungkan manfaat dan mudharatnya, baik bagi
dirinya maupun orang lain. Yang perlu diperhatikan lagi, apabila melihat salah
satu anggota keluarga atau ada keluarga lain terlihat kurang wajar dalam berperilaku
sehari-hari, hendaknya segera melapor kepada aparat keamanan..
Bom yang terjadi di Surabaya
ini, dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia dari berbagai
agama, suku dan golongan untuk bersama-sama bersatu padu menjaga keamanan
negeri ini. Tidak ada lagi perasaan kebencian dan kekerasan ataupun saling
menghujat dan menghina serta mencari kesalahan orang lain, karena semua adalah
saudara. Siapapun pelaku yang mengancam kemanan di masyarakat, menjadi musuh
bersama bagi seluruh warga Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar