Senin, 21 Mei 2018

Belajar Dari Bom Surabaya


Belum lama ingatan masyarakat tentang penyerangan jemaat saat ibadah di gereja kawasan Gamping, Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu, masyarakat kembali dikejutkan terjadinya bom bunuh diri di 3 (tiga) gereja sekaligus di Surabaya. Semua elemen masyarakat, mulai pribadi, komunitas sampai para pejabat negara berduka atas aksi teror tersebut,
Saat berkunjung ke lokasi ledakan bom, Presiden Jokowi menyatakan bahwa tindakan tersebut sungguh biadab dan diluar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian dan juga anak-anak yang tidak berdosa.  Bukan hanya masyarakat Indonesia yang berduka, namun dunia juga prihatin atas aksi tersebut. Pemimpin Gereja Katolik Roma Sedunia, Paus Fransiskus mengirimkan doa untuk para korban : "Bersama-sama, marilah kita memohon kepada Allah Sang Damai, supaya mengentikan kekerasan ini”.
Perlu diketahui bahwa setiap kejadian yang ada di muka bumi ini sudah ditulis oleh Alloh SWT sebagai kodarnya, lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, seyogyanya dapat memahami kejadian tersebut dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialami sehari-hari. Meskipun TNI-POLRI sudah sungguh-sungguh dalam menjaga keamanan, masih dibutuhkan peran aktif warga masyarakat, agar kejadian serupa tidak terjadi di tempat lain.
Menengok pelaku bom di Surabaya yang diduga dilakukan oleh satu keluarga, maka seyogyanya setiap individu dapat mengoreksi diri terhadap perilaku keseharinya. Segala tindakan yang akan dilakukan harus diperhitungkan manfaat dan mudharatnya, baik bagi dirinya maupun orang lain. Yang perlu diperhatikan lagi, apabila melihat salah satu anggota keluarga atau ada keluarga lain terlihat kurang wajar dalam berperilaku sehari-hari, hendaknya segera melapor kepada aparat keamanan..
Bom yang terjadi di Surabaya ini, dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia dari berbagai agama, suku dan golongan untuk bersama-sama bersatu padu menjaga keamanan negeri ini. Tidak ada lagi perasaan kebencian dan kekerasan ataupun saling menghujat dan menghina serta mencari kesalahan orang lain, karena semua adalah saudara. Siapapun pelaku yang mengancam kemanan di masyarakat, menjadi musuh bersama bagi seluruh warga Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencontoh Kehidupan Nabi Muhammad SAW

  Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1445 H . ...