Kerukunan
dalam masyarakat akan terwujud apabila seluruh warganya memiliki jiwa mau
berbagi terhadap warga lainnya. Ujud berbagi ini tidak harus berujud materi
ataupun uang, namun dapat mulai dari hal kecil misalnya memberi senyuman kepada teman, mengeluarkan tenaga dan mengorbankan waktu
untuk membantu orang yang membutuhkan serta berbagi ilmu bermanfaat juga
merupakan bentuk-bentuk berbagi.
Untuk
berbagi dalam bentuk uang, kebanyakan masyarakat merasa takut dan khawatir
hartanya berkurang. Mereka mau berbagi dan bersedekah kepada orang lain apabila
hartanya sudah berlebih. Apabila menunggu memiliki harta berlebih, niscaya
tidak mungkin, karena kenyataan membuktikan bahwa bila orang sudah memiliki
emas satu gunung, maka mereka akan pingin satu gunung lagi.
Untuk
menyadarkan masyarakat agar mau berbagi kepada sesama, maka pada hari Senin, 25
Maret 2019 Dompet Dhuafa D I Yogyakarta mengadakan launching bertema
#JanganTakutBerbagi di Mezzanine Cafe & Eatery Jl. Palagan, Yogyakarta. Acara
yang dihadiri oleh komunitas blogger dan berbagai media massa tersebut, ingin mengajak
masyarakat untuk berani berbagi kepada sesama.
Saat Launching #JanganTakutBerbagi di Mezzanine, Yogyakarta
Dihadapan
peserta launching, Bambang, E.D Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa D I Yogyakarta
menyatakan bahwa jumlah potensi zakat rakyat Indonesia tahun 2018 sebesar 17
trilliun per tahun, namun yang terealisasi melakukan zakat baru 6-8 trilliun
per tahun. Hal ini perlu pengertian dan kesadaran semua pihak untuk melakukan
kewajiban yang sudah ditentukan tersebut.
Selama
ini, sedekah yang masuk ke Dompet Dhuafa D I Yogyakarta dihimpun dan dikelola
kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Salah satu dari sekian
banyak yang dirasakan masyarakat adalah program MMM (Mustahiq Move Muzaqi). Seorang
mustahiq (penerima zakat) yang semula menerima bantuan dari Dompet Dhuafa, kemudian
didampingi untuk menjalankan usaha sesuai dengan bakat diri dan memaksimalkan
potensi tempat tinggalnya akhirnya memiliki peningkatan penghasilan. Hari demi
hari penghasilannya semakin bertambah, sehingga mereka termasuk orang yang
tidak perlu dibantu lagi (muzaqi) bahkan sudah mampu membantu kepada tetangga
dekatnya. Begitu seterusnya, yang mula-mula menerima bantuan (Mustahiq) dapat berubah menjadi pemberi
bantuan (Muzaqi).
Salah
satu penerima manfaat dari program MMM adalah Alam seorang warga Gunungkidul
yang diberi bantuan untuk budidaya Aloe Vera. Pada awalnya Dompet Dhuafa D I
Yogyakarta memberikan bibit Aloe Vera kemudian Alam mengajak masyarakat untuk
bersama-sama menanamnya. Meskipun pada mulanya banyak warga merasa pesimis
dengan langkah tersebut, namun Alam tidak segan-segan memberi contoh yang
akhirnya sampai panen. Melihat hasil
panen tersebut, warga yang semula menolak, lambat laun mencoba mengikutinya.
Mr. Kriuks salah satu hasil olahan Aloe Vera warga Gunungkidul
Sampai
saat ini, sebagian besar warga kampung menjadikan budidaya Aloe Vera sebagai pekerjaan yang
menjanjikan. Bahkan dengan perkembangan waktu, untuk meningkatkan pendapatan,
hasil panen Aloe Vera dibuat minuman dan berbagai makanan seperti dodol, permen
dan keripik yang nilai jualnya lebih tinggi apabila dibanding dengan dijual
dalam ujud bahan mentah.
Ada lagi penerima manfaat program MMM di Dusun
Plosorejo, Umbul Harjo, Cangkringan, Sleman, yang diberi bantuan sapi perah. Sama
halnya dengan warga Gunungkidul yang pada awalnya menolak, berkat kegigihan dan
kesabaran Dani sebagai pendampingnya, lambat laun satu dua orang mulai
tertarik. Maklum saja mereka menolak, mengingat sebelumnya mereka budidaya sapo
potong, sehingga kedatangan sapi perah merasa asing.
Warga
lereng Gunung Merapi yang tergabung dalam Kelompok Rumah Susu tersebut, yang yang
pada awalnya tahun 2010 diberi bantuan 10 ekor sapi perah oleh Dompet Dhuafa D
I Yogyakarta, sampai bulan Maret 2019 ini sudah berkembang menjadi lebih dari
200 ekor. Tentu saja penghasilan menjadi meningkat dan otomatis kesejahteraan
dapat dirasakan bersama seluruh warga Rumah Susu tersebut.
Ny. Hartini, salah satu anggota kelompok Rumah Susu
Dua
keberhasilan warga D.I. Yogyakarta diatas, hanya sebagian kecil dari penerima
manfaat Dompet Dhuafa. Masih banyak lagi masyarakat di berbagai daerah di
Indonesia yang juga merasakan manfaatnya. Namun juga masih banyak masyarakat
yang masih membutuhkan bantuan. Dompet Dhuafa selalu siap menerima dan
menghimpun zakat dari masyarakat yang kemudian menyalurkannya kepada pihak yang
layak menerima. Mulailah sekarang untuk berbagi, karena berbagi tidak harus
menunggu lebih. #JanganTakutBerbagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar