Kamis, 28 Maret 2019

Berbagi Tidak Perlu Menunggu Harta Lebih


Kerukunan dalam masyarakat akan terwujud apabila seluruh warganya memiliki jiwa mau berbagi terhadap warga lainnya. Ujud berbagi ini tidak harus berujud materi ataupun uang, namun dapat mulai dari hal kecil misalnya memberi senyuman kepada teman,  mengeluarkan tenaga dan mengorbankan waktu untuk membantu orang yang membutuhkan serta berbagi ilmu bermanfaat juga merupakan bentuk-bentuk berbagi.
Untuk berbagi dalam bentuk uang, kebanyakan masyarakat merasa takut dan khawatir hartanya berkurang. Mereka mau berbagi dan bersedekah kepada orang lain apabila hartanya sudah berlebih. Apabila menunggu memiliki harta berlebih, niscaya tidak mungkin, karena kenyataan membuktikan bahwa bila orang sudah memiliki emas satu gunung, maka mereka akan pingin satu gunung lagi.
Untuk menyadarkan masyarakat agar mau berbagi kepada sesama, maka pada hari Senin, 25 Maret 2019 Dompet Dhuafa D I Yogyakarta mengadakan launching bertema #JanganTakutBerbagi di Mezzanine Cafe & Eatery Jl. Palagan, Yogyakarta. Acara yang dihadiri oleh komunitas blogger dan berbagai media massa tersebut, ingin mengajak masyarakat untuk berani berbagi kepada sesama.

                              Saat Launching #JanganTakutBerbagi di Mezzanine, Yogyakarta

Dihadapan peserta launching, Bambang, E.D Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa D I Yogyakarta menyatakan bahwa jumlah potensi zakat rakyat Indonesia tahun 2018 sebesar 17 trilliun per tahun, namun yang terealisasi melakukan zakat baru 6-8 trilliun per tahun. Hal ini perlu pengertian dan kesadaran semua pihak untuk melakukan kewajiban yang sudah ditentukan tersebut.
Selama ini, sedekah yang masuk ke Dompet Dhuafa D I Yogyakarta dihimpun dan dikelola kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Salah satu dari sekian banyak yang dirasakan masyarakat adalah program MMM (Mustahiq Move Muzaqi). Seorang mustahiq (penerima zakat) yang semula menerima bantuan dari Dompet Dhuafa, kemudian didampingi untuk menjalankan usaha sesuai dengan bakat diri dan memaksimalkan potensi tempat tinggalnya akhirnya memiliki peningkatan penghasilan. Hari demi hari penghasilannya semakin bertambah, sehingga mereka termasuk orang yang tidak perlu dibantu lagi (muzaqi) bahkan sudah mampu membantu kepada tetangga dekatnya. Begitu seterusnya, yang mula-mula menerima bantuan (Mustahiq) dapat berubah menjadi pemberi bantuan (Muzaqi).
Salah satu penerima manfaat dari program MMM adalah Alam seorang warga Gunungkidul yang diberi bantuan untuk budidaya Aloe Vera. Pada awalnya Dompet Dhuafa D I Yogyakarta memberikan bibit Aloe Vera kemudian Alam mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanamnya. Meskipun pada mulanya banyak warga merasa pesimis dengan langkah tersebut, namun Alam tidak segan-segan memberi contoh yang akhirnya sampai panen.  Melihat hasil panen tersebut, warga yang semula menolak, lambat laun mencoba mengikutinya.

                             Mr. Kriuks salah satu hasil olahan Aloe Vera warga Gunungkidul

Sampai saat ini, sebagian besar warga kampung menjadikan  budidaya Aloe Vera sebagai pekerjaan yang menjanjikan. Bahkan dengan perkembangan waktu, untuk meningkatkan pendapatan, hasil panen Aloe Vera dibuat minuman dan berbagai makanan seperti dodol, permen dan keripik yang nilai jualnya lebih tinggi apabila dibanding dengan dijual dalam ujud bahan mentah.
 Ada lagi penerima manfaat program MMM di Dusun Plosorejo, Umbul Harjo, Cangkringan, Sleman, yang diberi bantuan sapi perah. Sama halnya dengan warga Gunungkidul yang pada awalnya menolak, berkat kegigihan dan kesabaran Dani sebagai pendampingnya, lambat laun satu dua orang mulai tertarik. Maklum saja mereka menolak, mengingat sebelumnya mereka budidaya sapo potong, sehingga kedatangan sapi perah merasa asing.
Warga lereng Gunung Merapi yang tergabung dalam Kelompok Rumah Susu tersebut, yang yang pada awalnya tahun 2010 diberi bantuan 10 ekor sapi perah oleh Dompet Dhuafa D I Yogyakarta, sampai bulan Maret 2019 ini sudah berkembang menjadi lebih dari 200 ekor. Tentu saja penghasilan menjadi meningkat dan otomatis kesejahteraan dapat dirasakan bersama seluruh warga Rumah Susu tersebut.

                                      Ny. Hartini, salah satu anggota kelompok Rumah Susu 

Dua keberhasilan warga D.I. Yogyakarta diatas, hanya sebagian kecil dari penerima manfaat Dompet Dhuafa. Masih banyak lagi masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang juga merasakan manfaatnya. Namun juga masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan bantuan. Dompet Dhuafa selalu siap menerima dan menghimpun zakat dari masyarakat yang kemudian menyalurkannya kepada pihak yang layak menerima. Mulailah sekarang untuk berbagi, karena berbagi tidak harus menunggu lebih. #JanganTakutBerbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencontoh Kehidupan Nabi Muhammad SAW

  Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1445 H . ...