Selasa, 19 Maret 2019

Bijak di Dunia Maya, Rukun di Dunia Nyata


Memasuki era industri 4.0, hampir segala sendi kehidupan manusia sehari-hari dilakukan melalui online. Tidak mengherankan apabila informasi semakin mudah didapat dan komunikasi semakin cepat dijangkau. Namun sayangnya, tidak semua informasi tersebut benar dan obyektif, yang bahasa kerennya sering disebut “hoax”.



 Hal ini tidak dapat dihindari mengingat setiap individu bebas membuat konten berita sesuai dengan keinginannya. Meskipun Kementerian Komunikasi dan Informasi RI (Kemkominfo RI) telah membuat situs aduan “berita hoax”, namun ternyata jumlah aduan dari masyarakat yang masuk tidak sebanding dengan “berita hoax” baru yang muncul. Akibatnya berita menyesatkan tersebut terus tumbuh semakin subur.
Sebenarnya pembuat “berita hoax” tidak terlalu besar dampaknya di masyarakat, namun yang lebih membahayakan adalah penyebarnya. Kenyataan membuktikan bahwa dengan banyaknya media sosial yang ditandai dengan munculnya anggota group dari berbagai komunitas, menjadikan berita mudah dan cepat menyebar. Tanpa memahami berita yang diterima, dengan menggunakan dua jarinya, mereka langsung menyebarkan kepada teman dalam komunitasnya. Teman tersebut menyebarkan kepada temannya lagi dan begitu seterusnya. Inilah yang menjadikan “berita hoax” menyebar tanpa kendali.
Untuk menghindari atau mengurangi penyebaran “berita hoax” seperti tersebut diatas, sudah selayaknya masing-masing individu dapat mempraktekkan kata bijak yang berbunyi “ saring sebelum “sharing”, atau dalam bahasa Inggris sering disebutkan “thinking before posting”. Apabila hal ini dapat dilakukan setiap individu, niscaya “berita hoax” tidak akan menyebar bebas, sehingga dapat menciptakan kondisi bijak di dunia maya dan rukun di dunia nyata.



Hal ini sesuai tema yang diambil dalam FORUM DIALOG & LITERASI MEDIA SOSIAL, yang diadakan oleh Suara Muhammadiyah bekerjasama dengan Kemkominfo RI, pada hari Sabtu, 16 Maret 2019 di Hotel Cavinton, Yogyakarta.  Dalam pengantarnya, Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i Maarif menyampaikan agar masing-masing individu dapat menggunakan sosial media dengan bijak, sehingga tidak terjadi perang di dunia maya dan pecah di dunia nyata.
Dalam acara tersebut, dihadiri oleh berbagai agama dan komunitas yang ada di D.I. Yogyakarta dan sekitarnya. Sebagai tanda untuk bersama-sama bersosial media yang bijak, para narasumber dan perwakilan peserta memakai rompi dengan bentuk dan warna seragam.  Hal ini sebagai simbol bahwa masing-masing sudah satu kata dan tindakan untuk mewujudkan kondisi bijak di dunia maya dan rukun di dunia nyata.

2 komentar:

  1. Ironis, peningkatan kecepatan laju informasi yang tidak sejalan dengan kemampuan kita mengkritisi dan mempertanyakan kebenaran sebuah informasi.

    Dua jempol patut kita acungkan kepada pembuat berita hoax yang mampu mengemas informasi mereka dengan cukup apik sehingga mampu menggerakkan pembaca untuk 'buru-buru' membagikan berita tersebut.

    😥

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kita mulai dari diri masing masing untuk saring sebelum sharing dan thinking bofore posting

      Hapus

Ajak Pengguna Memulai Perjalanan Inovasi, ASUS Keluarkan Zenfone 11 Ultra

  Zenfone 11 Ultra (Sumber : ASUS Indonesia)              ASUS berusaha terus menerus menata ulang teknologi hari ini untuk hari esok. Salah...