Dalam mengarungi kehidupan sehari-hari, banyak hal
yang kita jumpai, terkadang menyenangkan dan terkadang pula menyedihkan.
Itulah realita hidup yang sudah tertulis di kalam
Alloh SWT sejak lima puluh ribu tahun
sebelum langit dan bumi tercipta. Atau dengan kata lain, disebut sebagai qodar yang
merupakan hukum alam seperti adanya siang dan malam, manis dan pahit, terang
dan gelap serta tinggi dan rendah.
Menyikapi hal tersebut, tidak ada salahnya kita
menyimak tulisan Yockie Suryo Prayogo (musisi legendaris Indonesia) di FB tgl.
1 November 2017 (sebelum meninggal dunia Senin tgl 5 Februari 2018 )
Berikut ini tulisannya :
Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan
adalah keselamatanmu
Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu
keberkahan
Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah
suatu maslahat
Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia
anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu.
Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu
baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui Sedangkan engkau tidak mengetahui.
Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap
segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah
Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah
kegelisahan.
Perbanyaklah bersyukur, Alhamdulillah, itu yang akan mendatangkan kebahagiaan.
Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah,
alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita
masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, kita terbangun tanpa
melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa
kita hidup sejahtera.
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, ucapkan
sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada
masa lalu yang menghantuimu.
Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada
masa depan yang membuatmu gelisah.
Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang
membuatmu bahagia.
Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi
populer, singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian. Tapi kawanan
domba selalu bergerombol.
Jari-jari juga demikian; kelingking, jari manis,
jari tengah, jari telunjuk, semuanya berjajar bersampingan kecuali jari jempol
dia yang paling jauh diantara keempat itu.
Namun perhatikan engkau akan terkejut kalau semua
jari-jari itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya jempol yang
sendiri, yang jauh dari mereka.
Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan bukanlah
jumlah teman yang ada di sekelilingmu akan tetapi banyaknya cinta dan manfaat
yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.
Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan
dirimu dari tiga masalah; yaitu kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan
Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan,
tapi aku menyadari bahwa rumus kegagalan adalah sikap "asal semua
orang "
Teman itu seperti anak tangga, boleh jadi ia
membawamu ke atas atau ternyata sebaliknya membawamu ke bawah, maka
hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.
Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau
tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan
yang tidak bermanfaat sama sekali.
Berlapang dadalah, maafkanlah, dan serahkan urusan
manusia kepada Tuhan, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya akan
berpulang kepadaNya.
Jangan tinggalkan sholatmu sekali pun. Karena di
sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya
mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau
sekali sujud.
Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu
jarang terjadi.
Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan
pergi.
Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME,
karena Dialah yang menentukan segala sesuatu.
Subhanallah wa bihamdihi subhanallah hiladzim.
Ayo kita renungkan bersama ...!
BalasHapus