Setiap
orang hampir dipastikan ingin sukses dalam hidupnya. Meskipun banyak macam
definisi kata “sukses”, namun dalam kontek sekarang ini, kita buat sepakat
bahwa sukses adalah bila seseorang sudah dapat mencapai terhadap hal yang
diangan-angan dan cita-citakan.
Boleh
saja memiliki cita-cita setinggi langit dan itu memang harus dilakukan, agar
menjadi motivasi diri.
Yang
perlu difahami bahwa semua tersebut perlu waktu dan proses. Mulailah melakukan
dan merubah sesuatu yang kecil dan kelihatan remeh, karena hal tersebut apabila
dilakukan dengan rutin dan konsisten akan mengakibatkan hal besar.
Untuk
merealisasikan hal ini, saya jadi teringat pesan seorang ahli seputar “Hasrat
Untuk Berubah”, saya tulis seperti aslinya berikut ini :
Ketika
diriku muda dan bebas
Dan
angan-anganku tanpa batas
Aku
berniat mengubah dunia
Seiring
diriku tumbuh dan lebih bijak
Kudapati
dunia tak kunjung berubah
Naka
kusederhanakan wawasan dan
Keputusanku
hanya mengubah negeri-ku
Namun
ternyata sia-sia
Saat
diriku menapak tahun-tahun senjakala
Dalam
suatu tekad penghabisan
Kutetapkan
untuk mengubah keluargaku saja
Mereka
yang akrab denganku
Namun
apadaya mereka menolak
Dan
kini saat terbaring diriku diranjang kematian
Barulah
aku menyadari
Seandainya
saja aku mengubah diriku sendiri sebagai panutan
Mungkin
aku bisa mengubah keluargaku dengan keteladanan, kegigihan dan kobaran semangat
mereka
Pasti
bisa ku memperbaiki negeriku dan siapa tahu diriku bahkan berhasil mengubah
dunia
Sudah
saatnya masing-masing dari kita untuk dapat melakukan hal terbaik agar dapat
dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain.
Ada hal yang sangat prinsip dalam hidup, namun kebanyakan orang menganggap hal kecil dan sepele. Padahal sebenarnya malahan menjadi hal utama, yakni menghormati Ibu.
Sudahkah ada yang melakukan rutin?
Ada hal yang sangat prinsip dalam hidup, namun kebanyakan orang menganggap hal kecil dan sepele. Padahal sebenarnya malahan menjadi hal utama, yakni menghormati Ibu.
Sudahkah ada yang melakukan rutin?
Yang menyedihkan, di sekitarku banyak yang menilai sukses = berpangkat tinggi/kaya raya
BalasHapusSama mbak..., di desaku juga demikian. Namun bila yang bersangkutan ditanya, "apakah sudah sukses dan menikmatinya?'. Mungkin jawabnya beda-beda.
HapusIntinya..., kita mulai dari diri kita sendiri dengan tulus dan ikhlas dalam bertindak